Perlunya
Update Koleksi dan Sarana Prasarana di
Perpustakaan
Balai
Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru
Oleh
: Rocki Fitra Yaldi *)
Membaca adalah kebutuhan rohani yang
diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan.
Sebagai pusat dan sumber informasi perpustakaan seharusnya mampu menjawab
kebutuhan membaca tersebut kepada pengguna. Tapi sayangnya kemajuan dunia
digital sekarang tidak diiringi dengan perkembangan perpustakaan, terutama
perpustakaan khusus yang menyediakan informasi bagi intansi pemerintah maupun
swasta. Perpustakaan khusus masih menyediakan koleksi yang usang dan dari segi
informasi sudah ketinggalan, bahkan masih banyak koleksi yang berumur di atas
10 tahun. Untuk menulis sebuah karya tulis saja dibutuhkan referensi dari buku
yang berumur minimal 10 tahun terakhir dan untuk jurnal diperlukan
minimal 5 tahun terakhir.
Menurut
SNI 7496:2009, Perpustakaan
Khusus instansi pemerintah dimaksudkan untuk menetapkan pengaturan
manajemen perpustakaan yang berlaku pada perpustakaan khusus instansi
pemerintah. Koleksi dari perpustakaan sekitar 80% harus
mendukung focal point dari instansi
induknya, yaitu dalam hal ini mendukung informasi yang berkaitan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sedangkan koleksi yang ada di Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan
Kehutanan masih jauh dari angka yang ditargetkan untuk SNI Perpustakaan Khusus
oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Koleksi kita masih berkisar 60 % dari
koleksi untuk memenuhi focal point
tersebut, itu sebagian koleksi besar umur buku sudah di atas 10 tahun.
Standar
yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional dalam SNP 006: 2011 lebih tinggi
lagi, untuk syarat koleksi harus menyediakan grey literature dan audio visual menjadi koleksi perpustakaan
khusus. Dalam satu tahun penambahan buku harus memenuhi 5% dari jumlah judul
koleksi per tahun. Jumlah judul koleksi Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan
Hidup dan Kehutanan pada tahun 2015 berjumlah 1492 judul koleksi, berarti 5%
dari jumlah koleksi yang ada harus diperbaharui. Kalau dibulatkan 1500 judul
koleksi x 3 judul koleksi (jumlah minimal/koleksi) = 4.500 jumlah koleksi x 5%
= 225 jumlah koleksi harus diperbarui setiap
tahunnya. Sayangnya target pemenuhan koleksi tersebut tidak diiringi dengan
anggaran rutin yang disediakan untuk pembelian koleksi. Seandainya harga satuan
buku Rp.50.000 x 225 eksemplar = Rp. 11.250.000. Jadi anggaran standar minimal
yang harus disediakan oleh Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan
Kehutanan per tahun adalah Rp. 11.250.000.
Setelah
anggaran pengadaan koleksi dapat dipenuhi, hal yang perlu dikaji skala
prioritas koleksi-koleksi apa yang harus diperbaharui, mengingat sangat sulit
mencari buku-buku berbasis ilmu kehutananan yang dijual bebas di penerbit
maupun toko-toko buku. Kalau pun ada, hanya ada buku-buku yang berbicara
dasar-dasar kehutanan, pengantar kehutanan atau hukum-hukum kehutanan, padahal
buku-buku yang dibutuhkan pembaca saat ini adalah yang bersifat teknis atau
aplikasi, seperti misalnya teknik budidaya tanaman hutan, ekowisata, konservasi
atau analisis biaya kehutanan. Penerbit yang menerbitkan dari buku-buku
tersebut masih terbatas penerbit perguruan tinggi seperti IPB Press atau UGM
Press, yang pasaran buku juga tidak luas menjangkau perguruan tinggi di luar
Pulau Jawa. Sedangkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan buku,
majalah, jurnal atau tabloid baru sebatas diterbitkan dan di edarkan untuk
keperluan instansi saja, belum di publish
secara bebas.
Dalam data Pengunjung Perpustakaan Tahun 2015 di bawah ini penulis memaparkan
pengaruh koleksi perpustakaan terhadap minat baca dan kunjungan ke Perpustakaan
Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru.
NO
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
1
|
0
|
Annisa (UNRI)
|
Maria Elisabet S.F. S.Hut, M.Si(WI)
|
Sunaryono (BDK)
|
2
|
|
Mita Rozani (STIKES Maharatu)
|
Dra. Sry Rosyati (WI)
|
Dody Putra, S.Hut (WI)
|
3
|
|
Suroto (BDK)
|
SL. Simanjuntak (Peserta Diklat)
|
Azhari . W (UNRI)
|
4
|
|
Zaina Wati (UNILAK)
|
|
|
5
|
|
Claudia Shella .A (UNILAK)
|
|
|
6
|
|
Syaiful (Peserta Diklat)
|
|
|
7
|
|
Mita Rozani (STIKES Maharatu)
|
|
|
8
|
|
Suhalina (UNILAK)
|
|
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
Azhari . W (UNRI)
|
Suyitno (SMKKN Pekanbaru)
|
0
|
0
|
Nana Supena (WI)
|
|
|
|
|
Dra. Sry Rosyati (WI)
|
|
|
|
|
Maria Elisabet S.F. S.Hut, M.Si(WI)
|
|
|
|
|
Oloan, SH (BPAD Riau)
|
|
|
|
|
Asmi Abadi, SE (BPAD Riau)
|
Oktober
|
November
|
Desember
|
Ardi Setiawan (UNILAK)
|
Pranoto (BDK)
|
Mita Rozani (STIKES Maharatu)
|
Zainawati (UNILAK)
|
Suroto (BDK)
|
Drs. Helman, M.Si (WI)
|
Yurna Melli (UNILAK)
|
Eliza (BDK
|
|
Rismawati (UNILAK)
|
|
|
Ningsih (Stikes AMIK. M)
|
|
|
Ningsih (Stikes AMIK.M)
|
|
|
Eliza, S.Hut (WI)
|
|
|
Keterangan:
|
|
|
Lebih satu kali kunjungan
|
|
Mahasiswa
|
|
Peserta
Diklat
|
|
WI dan
Pegawai BDK Pekanbaru
|
|
Instansi
Lain/Masyarakat
|
Sumber:
Database Perpustakaan BDLHK Pekanbaru Tahun 2015
Dari statistik di atas dapat kita lihat
bahwa pengunjung aktiv Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pekanbaru sebagian besar di dominasi oleh mahasiswa, hal ini menunjukkan
tingginya tingkat kebutuhan informasi dan referensi bagi mahasiswa dalam bidang
ilmu kehutanan. Sedangkan pengunjung aktif dari karyawan- karyawati BDLHK
Pekanbaru sangat sedikit. Ini juga menunjukkan rendahnya minat baca dari
internal sendiri berbanding lurus dengan koleksi perpustakaan yang belum bisa
memenuhi kebutuhan koleksi yang dibutuhkan pengunjung perpustakaan sendiri.
Sebenarnya menurut penulis ada hal-hal
yang haru dilakukan dalam update
koleksi dan meningkatkan kunjungan pemustaka ke Perpustakaan Balai Diklat
Lingkungan Hidup dan Kehutanan antara lain adalah:
·
Membenahi dan memperbaharui sarana dan
prasarana perpustakaan seperti meja baca, rak buku, AC dan WiFi dan OPAC (Online Public Acces Catalog) agar lebih
baik.
· Memperbaharui koleksi perpustakaan
minimal 5% dari jumlah judul koleksi perpustakaan yang ada.
· Melanggan majalah dan jurnal ilmiah
berbasis kehutanan dan lingkungan hidup, bisa tercetak maupun digital.
· Melakukan kerjasama dengan perguruan
tinggi yang ada jurusan ilmu kehutanan dalam rangka meningkatkan kunjungan
perpustakaan dan pertukaran koleksi yang berbasis ilmu kehutanan dan lingkungan
hidup.
·
Buku-buku, majalah atau yang diterbitkan
oleh BDLHK Pekanbaru atau Kementerian LHK sendiri juga disebarkan ke perguruan
tinggi yang mempunyai jurusan ilmu kehutanan, dalam rangka promosi jasa
perpustakaan.
Setelah kita mengetahui hal-hal yang
perlu dibenahi dari segi koleksi dan sarana-prasarana di Perpustakaan Balai
Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perlu juga dipikirkan langkah-langkah
nyata untuk kemajuan perpustakaan ini, bukan hanya sekedar rencana dan wacana.
Ada sebuah kasus yang seharusnya menjadi pelajaran bagi pengelola perpustakaan
dan BDLHK Pekanbaru sendiri, ketika dua orang mahasiswi jurusan Ilmu Kehutanan,
Universitas Riau melakukan kunjungan ke perpustakaan pada Selasa, (16/05/2016),
mereka hendak mencari buku atau jurnal yang berhubungan dengan analisis biaya
kehutanan dan jenis-jenis satwa yang ada di Riau. Ternyata setelah bertanya dan
mencari koleksi yang dimaksud, informasi yang diinginkan tidak ditemui tentang
analisis biaya kehutanan tersebut dan mereka hanya menemukan koleksi tentang
jenis satwa yang diterbitkan oleh BDK Pekanbaru tahun 1984, dari segi informasi
sudah ketinggalan dan tidak bisa dijadikan referensi karya tulis lagi.
Mahasiswi itu pulang dengan tangan hampa dan kecewa. Seharusnya kita sudah update koleksi tersebut minimal 10 tahun
terakhir ini, karena informasi masih sangat dibutuhkan, terutama bagi mahasiswa
dan widyaiswara untuk sebagai referensi karya tulis mereka.
Pengelola Administrasi Perpustakaan BDLHK Pekanbaru *)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar