Selasa, 24 Mei 2016

Perlunya Update Koleksi dan Sarana Prasarana di Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru Oleh : Rocki Fitra Yaldi *)



Perlunya Update Koleksi dan Sarana Prasarana di Perpustakaan
Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru
Oleh : Rocki Fitra Yaldi *)

Membaca adalah kebutuhan rohani yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan. Sebagai pusat dan sumber informasi perpustakaan seharusnya mampu menjawab kebutuhan membaca tersebut kepada pengguna. Tapi sayangnya kemajuan dunia digital sekarang tidak diiringi dengan perkembangan perpustakaan, terutama perpustakaan khusus yang menyediakan informasi bagi intansi pemerintah maupun swasta. Perpustakaan khusus masih menyediakan koleksi yang usang dan dari segi informasi sudah ketinggalan, bahkan masih banyak koleksi yang berumur di atas 10 tahun. Untuk menulis sebuah karya tulis saja dibutuhkan referensi dari buku yang berumur minimal 10 tahun terakhir dan untuk jurnal  diperlukan  minimal 5 tahun terakhir.
Menurut SNI 7496:2009, Perpustakaan Khusus instansi pemerintah dimaksudkan untuk menetapkan pengaturan manajemen perpustakaan yang berlaku pada perpustakaan khusus instansi pemerintah. Koleksi dari perpustakaan sekitar 80% harus mendukung focal point dari instansi induknya, yaitu dalam hal ini mendukung informasi yang berkaitan dengan  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan koleksi yang ada di Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih jauh dari angka yang ditargetkan untuk SNI Perpustakaan Khusus oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Koleksi kita masih berkisar 60 % dari koleksi untuk memenuhi focal point tersebut, itu sebagian koleksi besar umur buku sudah di atas 10 tahun.
Standar yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional dalam SNP 006: 2011 lebih tinggi lagi, untuk syarat koleksi harus menyediakan grey literature dan audio visual menjadi koleksi perpustakaan khusus. Dalam satu tahun penambahan buku harus memenuhi 5% dari jumlah judul koleksi per tahun. Jumlah judul koleksi Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2015 berjumlah 1492 judul koleksi, berarti 5% dari jumlah koleksi yang ada harus diperbaharui. Kalau dibulatkan 1500 judul koleksi x 3 judul koleksi (jumlah minimal/koleksi) = 4.500 jumlah koleksi x 5% =  225 jumlah koleksi harus diperbarui setiap tahunnya. Sayangnya target pemenuhan koleksi tersebut tidak diiringi dengan anggaran rutin yang disediakan untuk pembelian koleksi. Seandainya harga satuan buku Rp.50.000 x 225 eksemplar = Rp. 11.250.000. Jadi anggaran standar minimal yang harus disediakan oleh Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan per tahun adalah Rp. 11.250.000.
Setelah anggaran pengadaan koleksi dapat dipenuhi, hal yang perlu dikaji skala prioritas koleksi-koleksi apa yang harus diperbaharui, mengingat sangat sulit mencari buku-buku berbasis ilmu kehutananan yang dijual bebas di penerbit maupun toko-toko buku. Kalau pun ada, hanya ada buku-buku yang berbicara dasar-dasar kehutanan, pengantar kehutanan atau hukum-hukum kehutanan, padahal buku-buku yang dibutuhkan pembaca saat ini adalah yang bersifat teknis atau aplikasi, seperti misalnya teknik budidaya tanaman hutan, ekowisata, konservasi atau analisis biaya kehutanan. Penerbit yang menerbitkan dari buku-buku tersebut masih terbatas penerbit perguruan tinggi seperti IPB Press atau UGM Press, yang pasaran buku juga tidak luas menjangkau perguruan tinggi di luar Pulau Jawa. Sedangkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan buku, majalah, jurnal atau tabloid baru sebatas diterbitkan dan di edarkan untuk keperluan instansi saja, belum di publish secara bebas.
Dalam data Pengunjung Perpustakaan Tahun 2015 di bawah ini penulis memaparkan pengaruh koleksi perpustakaan terhadap minat baca dan kunjungan ke Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru.

NO
Januari
Februari
Maret
April
1
0
Annisa (UNRI)
Maria Elisabet S.F. S.Hut, M.Si(WI)
Sunaryono (BDK)
2

Mita Rozani (STIKES Maharatu)
Dra. Sry Rosyati (WI)
Dody Putra, S.Hut (WI)
3

Suroto (BDK)
SL. Simanjuntak (Peserta Diklat)
Azhari . W (UNRI)
4

Zaina Wati (UNILAK)


5

Claudia Shella .A (UNILAK)


6

Syaiful (Peserta Diklat)


7

Mita Rozani (STIKES Maharatu)


8

Suhalina (UNILAK)


Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Azhari . W (UNRI)
Suyitno (SMKKN Pekanbaru)
0
0
Nana Supena (WI)




Dra. Sry Rosyati (WI)




Maria Elisabet S.F. S.Hut, M.Si(WI)




Oloan, SH (BPAD Riau)




Asmi Abadi, SE (BPAD Riau)
Oktober
November
Desember
Ardi Setiawan (UNILAK)
Pranoto (BDK)
Mita Rozani (STIKES Maharatu)
Zainawati (UNILAK)
Suroto (BDK)
Drs. Helman, M.Si (WI)
Yurna Melli (UNILAK)
Eliza (BDK

Rismawati (UNILAK)


Ningsih (Stikes AMIK. M)


Ningsih (Stikes AMIK.M)


Eliza, S.Hut (WI)


Keterangan:

 Lebih satu kali kunjungan

Mahasiswa

Peserta Diklat

WI dan Pegawai BDK Pekanbaru

Instansi Lain/Masyarakat
Sumber: Database Perpustakaan BDLHK Pekanbaru Tahun 2015
Dari statistik di atas dapat kita lihat bahwa pengunjung aktiv Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru sebagian besar di dominasi oleh mahasiswa, hal ini menunjukkan tingginya tingkat kebutuhan informasi dan referensi bagi mahasiswa dalam bidang ilmu kehutanan. Sedangkan pengunjung aktif dari karyawan- karyawati BDLHK Pekanbaru sangat sedikit. Ini juga menunjukkan rendahnya minat baca dari internal sendiri berbanding lurus dengan koleksi perpustakaan yang belum bisa memenuhi kebutuhan koleksi yang dibutuhkan pengunjung perpustakaan sendiri.
Sebenarnya menurut penulis ada hal-hal yang haru dilakukan dalam update koleksi dan meningkatkan kunjungan pemustaka ke Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan antara lain adalah:
·         Membenahi dan memperbaharui sarana dan prasarana perpustakaan seperti meja baca, rak buku, AC dan WiFi dan OPAC (Online Public Acces Catalog) agar lebih baik.
·  Memperbaharui koleksi perpustakaan minimal 5% dari jumlah judul koleksi perpustakaan yang ada.
·       Melanggan majalah dan jurnal ilmiah berbasis kehutanan dan lingkungan hidup, bisa tercetak maupun digital.
·       Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi yang ada jurusan ilmu kehutanan dalam rangka meningkatkan kunjungan perpustakaan dan pertukaran koleksi yang berbasis ilmu kehutanan dan lingkungan hidup.
·         Buku-buku, majalah atau yang diterbitkan oleh BDLHK Pekanbaru atau Kementerian LHK sendiri juga disebarkan ke perguruan tinggi yang mempunyai jurusan ilmu kehutanan, dalam rangka promosi jasa perpustakaan.
Setelah kita mengetahui hal-hal yang perlu dibenahi dari segi koleksi dan sarana-prasarana di Perpustakaan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perlu juga dipikirkan langkah-langkah nyata untuk kemajuan perpustakaan ini, bukan hanya sekedar rencana dan wacana. Ada sebuah kasus yang seharusnya menjadi pelajaran bagi pengelola perpustakaan dan BDLHK Pekanbaru sendiri, ketika dua orang mahasiswi jurusan Ilmu Kehutanan, Universitas Riau melakukan kunjungan ke perpustakaan pada Selasa, (16/05/2016), mereka hendak mencari buku atau jurnal yang berhubungan dengan analisis biaya kehutanan dan jenis-jenis satwa yang ada di Riau. Ternyata setelah bertanya dan mencari koleksi yang dimaksud, informasi yang diinginkan tidak ditemui tentang analisis biaya kehutanan tersebut dan mereka hanya menemukan koleksi tentang jenis satwa yang diterbitkan oleh BDK Pekanbaru tahun 1984, dari segi informasi sudah ketinggalan dan tidak bisa dijadikan referensi karya tulis lagi. Mahasiswi itu pulang dengan tangan hampa dan kecewa. Seharusnya kita sudah update koleksi tersebut minimal 10 tahun terakhir ini, karena informasi masih sangat dibutuhkan, terutama bagi mahasiswa dan widyaiswara untuk sebagai referensi karya tulis mereka.
Pengelola Administrasi Perpustakaan BDLHK Pekanbaru *)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar